TANPA PIALA PUN SIANAK SUDAH BANYAK PRESTASI



Foto di Car Freeday dalam acara 1000 Piala Kreatifitas 2013 di Solo
Mempunyai Banyak PIALA itu identik dengan prestasi , apalagi kalau  saat ikut lomba lukis atau mewarnai maka ketika pulang tidak bawa piala sepertinya merasa tidak berarti. Yang terjadi berikutnya memandang sang buah hatinya seakan akan anak nya tidak berprestasi. Inilah  sebuah kesalahan besar tetapi ini kenyataaan dan sikap membudaya dikalangan orangtua .
Sebenarnya banyak yang semestinya kita banggakan saat anak-anak kita menggambar ataupun mewarnai. Lihatlah hasil karyanya cobalah simak apa kelebihan anak anda. Kalau anak sudah bisa menggambar dan mewarnai dengan waktu yang tepat seperti yang disediakan panitia lomba apalagi karya anak anda memenuhi kriteria standard umumnya sebagai sebuah karya lukis anak berarti anak itu harus kita banggakan meskipun tidak membawa piala. Si anak tetap harus kita puji sebagai anak yang hebat.  Kemampuan anak meyelesaikan hasil karyanya adalah menunjukkan bahwa anak itu sudah mampu memimpin dirinya sendiri , anak itu sudah mengerti disiplin. Prestasi tidak selamanya berarti menang dalam sebuah lomba. Sebuah perjuangan saat anak lomba adalah sebuah prestasi yang harus kita beri hadiah dengan membesarkan hati anak. Rasa percaya diri si anak harus kita pelihara dengan baik.
Berbicara mengenai Piala pada hari Ahad,31 Maret 2013 ada melukis massal yang diadakan YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN AL FIRDAUS dengan 1000 PIALA 1000 KREATIFITAS di arena Solo Car Free Day tepatnya di sepanjang Sriwedari sampai Hotel Novotel. Para peserta umumnya pengunjung Car Free day tanpa batasan umur. Dengan media kertas sepanjang 400 meter para peserta silahkan berekpressi.
Sepintas acara ini menarik karena sangat membantu bagi anak-anak yang tidak pernah memenangkan lomba menggambar sehingga bagi mereka kesempatan supaya dapat piala ini mungkin sangat berarti sekali. Tapi benarkah bisa berarti anak , kenyataannya sebagian anak tidak mengerti arti piala dalam acara itu sehingga si anak justru dipaksa-paksa untuk senang dengan piala itu. Penulis melihat kenyataan yang sebenarnya  justru orangtua nampaknya senang sekali dengan pemberian piala itu karena para orangtua inilah yang sebenarnya berburu piala. Saat asyik-asyiknya menggambar si anak justru diajak pulang karena orangtua sudah membawa piala bahkan tidak Cuma satu. “ dah nak cukup itu saja , nih kamu sudah dapat piala ! pulang yok !” ucap sang ibu muda disamping penulis.
Saya justru heran ternyata anak-anak merasa asyik menggambar dengan bebas tanpa tema bahkan tanpa aturan , dengan begitu mereka tak pernah memikirkan sama sekali dengan yang diburu bernamakan PIALA apalagi dengan Cuma-Cuma ini , mereka tidak pernah berpikir jadi Juara atau tidak tapi mereka menganggap menggambar massal ini sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Sebenarnya begitulah konsep pendidikan seni rupa bagi anak agar menjadi kegiatan yang menyenangkan sehingga anak bisa berekpresi sepuas-puasnya sesuai apa kata hatinya. Sayang suasana di Car Free Day sangat sesak para pengunjung sehingga mereka tak segan-segan menginjak karya anak-anak yang bercampur gambar alas sepatu. Rupanya panitia tidak mementingkan penghargaan buat hasil karya para peserta yang semestinya tidak dilakukan oleh panitia sebagai salah satu yayasan pendidikan anak. Alangkah baiknya Piala piala itu diberikan kepada sang anak itu sendiri  setelah berhasil menyelesaikan gambarnya bukan diberikan kepada orangtua sehingga Piala itu lebih berarti Souvenir.

Komentar