SENI RUPA DAN KOTA LAYAK ANAK




Ditulis oleh Ainita Syafiah,Spd
Bila kita mendengar kata PRESTASI maka identik dengan sebuah Keberhasi- lan, yang berarti Anak yang berprestasi adalah anak yang menjadi juara. Inilah image yang terjadi di masyarakat. Bagi saya prestasi itu berarti sangat luas sekali bukan hanya milik sang juara tetapi siapa saja yang menekuni ses- uatu dan menjadi terampil sehingga membuat nilai tambah baginya itulah juga prestasi.
Seorang anak yang awalnya tidak bisa mewarnai tetapi setelah dileskan di sanggar lukis menjadi bisa mewarnai dengan baik termasuk juga yang tidak bisa menggambar menjadi bisa menggambar ini semua adalah prestasi bagi sianak. Termasuk juga seorang anak yang sering pameran lukisan ini juga sebuah prestasi meskipun sianak tak pernah sekalipun jadi juara. Jika orangtua mau mengamati sebenarnya prestasi yang dimiliki anak itu banyak sekali maka peran orangtua sebagai suporter dan motivator sangat ditunggu agar prestasi itu berkembang dengan baik.
Bagi sikecil atau anak-anak kita berprestasi tidak harus mendapat piala, cukup penghargaan berupa perhatian . Salah satu contoh Bila anak kita suka meng- gambar maka apapun hasilnya kita rawat dengan baik bahkan bila perlu kita pigura lalu kita pajang di kamar anak atau dikamar tamu. Bagi anak ini sebuah penghargaan yang tidak ternilai sekali yang mungkin tidak kita rasa- kan.


DUNIA CORAT CORET

Kegiatan corat coret yang muncul dari anak sejak umur 3 tahun adalah perkembangan alami menuju proses kreatif anak , seiring usianya sianak corat coret yang awalnya hanya berupa garis-garis akhirnya menjadi gambar yang bisa terlihat obyeknya . Disinilah ternyata peran seni rupa sangat pent- ing bagi perkembangan pribadi anak seperti proses kreatif dan kepekaan rasa keindahan. Banyak kegiatan peran seni rupa pada anak-anak seperti mewar nai , menggambar, menempel gambar, menyusun balok. Pemerhati anak yang juga ahli Psikologi Kak Seto mengatakan bahwa meng- gambar bagian dari perkembangan motorik halus , keseimbangan motorik pada anak sangat perlu demikian juga perkembangan otak kanan dan kiri. Karena bila salah satunya yang berkembang baik sedang yang lain tidak berkembang maka sama halnya sianak berjalan satu kaki. Kak Seto menye- butkan anak yang cerdas adalah anak yang perkembangan otak kanan dan kirinya berkembang baik. 


Peran orangtua disini sangat penting khususnya dalam memelihara minat anak agar bisa berkembang baik dan buanglah jauh jauh dari menilai anak berbakat atau tidak.
BUDAYA PAMERAN KARYA SIANAK
 Sungguh berungtung bagi orangtua yang anaknya berminat menggambar atau senang menggambar. Yang pasti kegemaran anak menggambar akan menghasilkan karya karya yang banyak. Namun rugi sekali bila orangtua tidak memberi penghargaan sama sekali buat si anak yang gemar menggambar. Tidak beranikah memamerkan karya anak-anak kita kepada orang lain. Marilah kita tiru seorang pelukis Solo bernama Agus Siswanto , dengan tujuan ingin membudayakan pameran di rumah. mas Agussis telah memamerkan puluhan karyanya sikecil yang dipajang di kamar tamu yang mirip sebuah galleri . Alhamdulillah ternyata juga ada pengunjung yang datang ke rumah Agussis melihat pameran karya anak-anaknya. Sekarang beranikah anda sebagai orangtua memamerkan karya anak-anaknya seperti Agussis. Sungguh luar biasa bila orangtua berani melakukan seperti mas Agusis karena ini sebuah prestasi besar, Bila akhirnya kegiatan pameran dirumah ini telah membudaya di masyarakat khusunya Solo maka sepantasnya Solo menjadi Kota Layak Anak sekaligus Kota Budaya. Mungkinkah ! 
Tulisan ini telah dimuat di Solopos minggu Wage 28 Oktober 2011 dan diposting kembali. 

Komentar